Sebuah sistem conductivity meter tersusun atas dua elektrode, yang dirangkaikan dengan sumber tegangan serta sebuah ampere meter. Elektrode-elektrode tersebut diatur sehingga memiliki jarak tertentu antara keduanya (biasanya 1 cm). Pada saat pengukuran, kedua elektrode ini dicelupkan ke dalam sampel larutan dan diberi tegangan dengan besar tertentu. Nilai arus listrik yang dibaca oleh ampere meter, digunakan lebih lanjut untuk menghitung nilai konduktivitas listrik larutan.
Konsentrasi ion di dalam larutan berbanding lurus dengan daya hantar listriknya. Semakin banyak ion mineral yang terlarut, maka akan semakin besar kemampuan larutan tersebut untuk menghantarkan listrik. Sifat kimia inilah yang digunakan sebagai prinsip kerja conductivity meter.
Arus ionik bergantung pada konsentrasi total ion-ion yang berada di dalam larutan dengan panjang dan luas area larutan melalui lajur alirnya. Sebagian arus ditetapkan sebagai bentuk geometri sensor atau kontanta sel yang mempunyai panjang/area 1/cm unit. Multipel konduktan adalah koreksi konstanta sel terhadap bentuk geometri sensor terhadap pengukuran. Hasilnya adalah konduktiviti yang bergantung terhadap konsentrasi ion-ion. Meskipun demikian, konstanta sel memilki interpretasi geometrinya (panjang/area), hal ini dikarenakan perhitungan pengukuran dimensinya jarang ditentukan.
Sebagian besar sensor konduktiviti kontak terdiri dari dua elektroda logam, yang biasanya berbahan stainless steel atau titanium yang akan dicelupkan ke dalam larutan elektrolit. Analyzer yang digunakan merupakan tegangan bolak-balik menuju elektroda. Medan elektrik yang berada disekitarnya menyebabkan ion-ion berpindah balik yang terus-menerus sehingga menghasilkan arus. Disebabkan pembawa muatan ion-ion, arus tersebut disebut dengan arus ionik. Pengukuran arus analyzer dan hukum ohm bertujuan untuk menentukan resistansi larutan (resitansi=tegangan/arus). Konduktansi larutan tersebut merupakan timbal balik dari resistansi.
Jenis pengukuran konduktiviti ada dua macam, yaitu konduktiviti kontak (contacting conductivity) dan konduktiviti induktif (inductive conductivity). Pemilihan pengukuran bergantung pada jumlah konduktiviti, cairan perusak (korosi) dan jumlah padatan yang tersuspensi. Secara umum, metode induktif lebih baik digunakan ketika kodisi konduktivitas tinggi, cairan korosif atau adanya padatan yang tersuspensi.
022 723 8019
022 6372 4915
0856 2476 9005
0821 4000 2080 (Fajri)
0821 2742 4060 (Ghani)
0821 2742 3050 (Rusmana)
0812 2165 4304 (Yanuar)
0857 2352 9677 (WA)
0818 0906 4845 (WA)
0813 2259 9149 (WA)
7C232720 (BBM)
e-mail: adywater@gmail.com
Kantor Pusat Bandung:
Jalan Mande Raya No. 26, RT/RW 01/02 Cikadut-Cicaheum, Bandung 40194
Kantor Cabang Jakarta:
Jalan Kemanggisan Pulo 1, No. 6, RT/RW 01/08, Kelurahan Pal Merah, Kecamatan Pal Merah, Jakarta Barat 11480
Kantor Cabang Bekasi:
Jalan Bintara Jaya Raya No. 3, Bekasi Barat 17136
Kantor Cabang Surabaya:
Jalan Jend. S. Parman Gg. IVA No.8, Waru, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61256