Jual BOD Dan DO Meter - Jual DO Meter , BOD Meter Murah - Teh Celup Angkak | Template KompiFlexible-v8

Teh Celup Angkak | Template KompiFlexible-v8

“Jangan saling membenci, jangan saling memusuhi, dan jangan memutus hubungan. Jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara. Tidak diperbolehkan seorang Muslim memboikot sesamanya selama lebih dari tiga hari” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Jual BOD Dan DO Meter - Jual DO Meter , BOD Meter Murah

 Jual BOD Dan DO Meter - Jual DO Meter , BOD Meter Murah

PENGUKURAN KUALITAS KIMIA-FISIK AIR LIMBAH
Kualitas fisik-kimia dapat diukur dengan mengukur kuantitas dan kualitas parameter-parameternya. Pengukuran fisik dilakukan dengan mengukur kondisi fisik sungai yang ditunjukkan oleh parameter kekeruhan, suhu, dan pH. Sedangkan kualitas secara kimia dapat diukur dengan menggunakan parameter BOD (Biochemical Oxygen Demand), oksigen terlarut atau DO (Dissolved Oxygen), kandungan fosfat, dan kandungan amonium. Pemilihan parameter-parameter ini didasarkan pada analisis kondisi sungai Brantas. Banyaknya limbah domestik dan industri rumah tangga yang dibuang ke sungai Brantas menjadi pertimbangan dalam pemilihan tersebut.

Parameter fisik (kekeruhan, pH, dan suhu) diukur sebagai dasar analisis pencemaran secara fisik yang diakibatkan oleh zat pencemar (baik dari aktifitas industri maupun rumah tangga) yang masuk ke dalam air. Parameter kimia (BOD, DO, fosfat, dan amonium) dipilih berdasarkan aktifitas pembuangan limbah yang sebagian besar karena limbah domestik, pertanian, maupun industri rumah tangga. Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001, dijelaskan bahwa parameter-parameter tersebut memiliki baku mutu atau batas minimal konsentrasi untuk dibuang ke badan air (PP Nomor 82 Tahun 2001, 2012). Sedangkan kondisi di lapangan memperlihatkan keadaan yang mengkhawatirkan, sehingga diperlukan pengukuran dengan parameter-parameter tersebut.

Kualitas air secara biologis juga perlu diperhatikan karena kehidupan biologis yang langsung terkena dampak dari pencemaran yang terjadi. Kualitas biologis dapat diukur dengan menggunakan metode biomonitoring (bioassessment). Biomonitoring adalah monitoring kualitas air secara biologi yang dilakukan dengan melihat keberadaan kelompok organisme petunjuk (bioindikator) yang hidup di dalam air. Kelompok organisme petunjuk yang umum digunakan dalam pendugaan kualitas air adalah plankton, bentos, dan nekton (ikan). Kelompok tersebut digunakan dalam pendugaan kualitas air karena dapat mencerminkan pengaruh perubahan kondisi fisik dan kimia yang terjadi di perairan dalam selang waktu tertentu. Selain itu, bioindikator juga dipilih karena merupakan indikator kualitas ekologis sungai Brantas yang semakin terancam kehidupannya akibat pencemaran oleh limbah (padat maupun cair). Bioassessment dapat dilakukan dengan menggunakan banyak bioindikator. Namun, makro-invertebrata lebih banyak digunakan. Makro-invertebrata lebih banyak digunakan karena keanekaragaman makro-invertebrata akan dapat merepresentasikan kualitas air suatu tempat dengan lebih spesifik, dimana tiap spesiesnya akan memiliki sensitifitas yang berbeda pada perubahan lingkungan. Selain itu, makroinvertebrata juga menetap pada lingkungan tersebut (mobilisasi rendah), sehingga sangat dapat mewakili imbas perubahan lingkungan secara ekologis.

Jual BOD Dan DO Meter - Jual DO Meter , BOD Meter Murah

Jual BOD Dan DO Meter - Jual DO Meter , BOD Meter Murah

 Jual BOD Dan DO Meter - Jual DO Meter , BOD Meter Murah

PENGUKURAN KUALITAS KIMIA-FISIK AIR LIMBAH
Kualitas fisik-kimia dapat diukur dengan mengukur kuantitas dan kualitas parameter-parameternya. Pengukuran fisik dilakukan dengan mengukur kondisi fisik sungai yang ditunjukkan oleh parameter kekeruhan, suhu, dan pH. Sedangkan kualitas secara kimia dapat diukur dengan menggunakan parameter BOD (Biochemical Oxygen Demand), oksigen terlarut atau DO (Dissolved Oxygen), kandungan fosfat, dan kandungan amonium. Pemilihan parameter-parameter ini didasarkan pada analisis kondisi sungai Brantas. Banyaknya limbah domestik dan industri rumah tangga yang dibuang ke sungai Brantas menjadi pertimbangan dalam pemilihan tersebut.

Parameter fisik (kekeruhan, pH, dan suhu) diukur sebagai dasar analisis pencemaran secara fisik yang diakibatkan oleh zat pencemar (baik dari aktifitas industri maupun rumah tangga) yang masuk ke dalam air. Parameter kimia (BOD, DO, fosfat, dan amonium) dipilih berdasarkan aktifitas pembuangan limbah yang sebagian besar karena limbah domestik, pertanian, maupun industri rumah tangga. Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001, dijelaskan bahwa parameter-parameter tersebut memiliki baku mutu atau batas minimal konsentrasi untuk dibuang ke badan air (PP Nomor 82 Tahun 2001, 2012). Sedangkan kondisi di lapangan memperlihatkan keadaan yang mengkhawatirkan, sehingga diperlukan pengukuran dengan parameter-parameter tersebut.

Kualitas air secara biologis juga perlu diperhatikan karena kehidupan biologis yang langsung terkena dampak dari pencemaran yang terjadi. Kualitas biologis dapat diukur dengan menggunakan metode biomonitoring (bioassessment). Biomonitoring adalah monitoring kualitas air secara biologi yang dilakukan dengan melihat keberadaan kelompok organisme petunjuk (bioindikator) yang hidup di dalam air. Kelompok organisme petunjuk yang umum digunakan dalam pendugaan kualitas air adalah plankton, bentos, dan nekton (ikan). Kelompok tersebut digunakan dalam pendugaan kualitas air karena dapat mencerminkan pengaruh perubahan kondisi fisik dan kimia yang terjadi di perairan dalam selang waktu tertentu. Selain itu, bioindikator juga dipilih karena merupakan indikator kualitas ekologis sungai Brantas yang semakin terancam kehidupannya akibat pencemaran oleh limbah (padat maupun cair). Bioassessment dapat dilakukan dengan menggunakan banyak bioindikator. Namun, makro-invertebrata lebih banyak digunakan. Makro-invertebrata lebih banyak digunakan karena keanekaragaman makro-invertebrata akan dapat merepresentasikan kualitas air suatu tempat dengan lebih spesifik, dimana tiap spesiesnya akan memiliki sensitifitas yang berbeda pada perubahan lingkungan. Selain itu, makroinvertebrata juga menetap pada lingkungan tersebut (mobilisasi rendah), sehingga sangat dapat mewakili imbas perubahan lingkungan secara ekologis.
Load Comments

Notifications

Disqus Logo